KAJIAN KONSEP SAIVA SIDDHANTA
DALAM MANTRA-MANTRA
DOSEN PENGAMPU : I KETUT PASEK GUNAWAN S.Pd.H
OLEH :
NAMA : LUH APRIANTINI
NIM : 10.1.1.1.1.3831
JURUSAN : PAH A / V
FAKULTAS DHARMA ACARYA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
2012
Tugas 1 : Mantram Tri Sandiya dan Kramaning Sembah
Di Bali kita mengenal adanya 9 sekte yang lebih dominan atau terkemuka dibandingan dengan sekte-sekte yang lainnya. Sekte-sekte tersebut yaitu :
1. Sekte Siva Siddhanta
2. Sekte Brahmana
3. Sekte Resi
4. Sekte Sora (Surya)
5. Sekte Pasupata
6. Sekte Ganapatya
7. Sekte Bhairawa
8. Sekte Waisnawa
9. Sekte Sogatha
Dari kesembilan sekte-sekte di atas yang paling besar pengaruh dan penganutnya di Bali adalah sekte siva siddhanta seperti apa yang telah termuat di dalam lontar Bhuanakosa. (Goris, 1974:10-12).
a) Mantram Puja Tri Sandiya
Bait : I
“ Om om om bhur bhwah swah tat sawitur warenyam
Bhargo dewasya dhimahi dhiyo yo nah pracodayat “
Artinya :
“ Ya Tuhan hamba menyembah kecemerlangan dan kemulyaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menguasai bumi, langit dan sorga semoga menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran hamba.
Bait II
“ Om narayana ewedam sarwam yad bhutam ya ca bhawyam niskalanko niranjano nirwikalapo nirakhyatah cudho dewa eko, narayana na wdityo asti kascit “
Artinya
“ Yang Tuhan semua yang berasal dari Tuhan yang telah ada maupun yang akan ada, sang hyang widhi bersifat gaib tak ternoda, tidak terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan suci sang hyang widhi tiada duanya “.
Bait III :
“Om twam sivah twam mahadevah, isvarah paramesvara, brahma visnusca rudrasca, purusah parikertitah ”.
Artinya :
“ Ya Tuhan engkau disebut Siva yang menganugrahkan kerahayuan, mahadewa dewa tertinggi, iswara maha kuasa, brahma pencipta alam semesta dan segala isinya, wisnu memelihara alam semesta dan isinya, rudra yang sangat menakutkan dan purusa kesadaran agung hamba memujamu “
Bait IV :
“ Om papoham papa karmanam, papatma papa sambahawah, trahinam pundarikaksa sabahya bhyantara sucih “.
Artinya :
“ Ya Tuham hamba ini papa, perbuatan hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Tuhan yang bermata indah bagaikan bunga teratai sucikan jiwa dan raga “.
Bait V :
“ Om ksamasvamam mahadewah sarvaprani hitankara, mammoca sarva papabhyah, palayasva sada siva “.
Artinya :
“ Ya Tuhan ampunilah hamba, sang hyang widhi yang maha agung, anugrahkanlah kesejahteraan kepada semua mahluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oh yang maha agung “.
Bait VI :
“Om ksantavyah kayika dosah, ksantavyo vaciko mama, ksantavyo manaso dosah, tata pramadat ksamasvamam “. Om santih, santih, santih Om “.
Artinya :
“ Ya Tuhan yang agung ampunilah dosa hamba, yang dilakukan oleh badan hamba, yang keluar dari kata-kata, dosa pikiran hamba dan ampunilah dosa hamba dari kelalaian hamba, semoga damai dihati, damai didunia, dan damai selalu.
Kajiannya :
Dari mantram puja tri sandiya diatas bait I, termasuk atau tergolong kedalam sekte Siva Siddhanta. Ini dapat dilihat dari pengucapan kata “OM”, dimana kata OM adalah menyebutan untuk bhur, bhuvah, svah. Selain itu juga terdapat dalam pemujaan Tri Purusa (Parama siwa, Sada Siwa dan Siwa) dalam sekte Siva Siddhanta. Kata OM juga memiliki arti Brahman atau Tuhan itu sendiri. Bait II dari mantram ini menyebutkan kata “ Narayana”. Dimana Narayana ini Tuhan dianggap hanya satu dan merupakan sumber dari segalanya. Bait III, termasuk kedalam sekte siva siddhanta sebab menyebutkan nama siwa dan Tuhan itu maha kuasa yang memiliki manifestasi atau nama. Bait IV, dalam bait ini kita mengakui kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat. Sehingga dalam bait keempat ini kita memohon perlindungan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kesucian jiwa dan raga. Sedangkan pada bait ke V dan VI, kita memohan perlindungan dan pengampunan atas segala dosa-dosa yang telah kita perbuat.
b) Mantram Kramaning sembah
Adapun mantram dari Puja Kramaning Sembah, yaitu :
1. Sembah pertama ini adalah sembah puyung :
Om àtmà tattwàtmà sùddha màm swàha
Artinya: Ya Tuhan, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.
2. Ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya.
Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo’stute
sweta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo’stute
Artinya:
Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
3. Mantram ini ditujukan kepada Istadewata pada hari dan tempat persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan kehadiranNya pada waktu memuja. Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai wujudNya.
Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai siwàya
padmàsana eka pratisthàya
ardhanareswaryai namo namah
Artinya:
Ya Tuhan, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
4. Mantram ini adalah untuk memohon wara nugraha.
Om anugraha manoharam
dewa dattà nugrahaka
arcanam sarwà pùjanam
namah sarwà nugrahaka
Dewa-dewi mahàsiddhi
yajñanya nirmalàtmaka
laksmi siddhisca dirghàyuh
nirwighna sukha wrddisca
Artinya:
Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian pada Dewa dan Dewi berwujud jadnya suci. kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.
5. Mantram terakhir, adalah sembah puyung.
Om Dewa suksma paramà cintyàya nama swàha.
Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om
Artinya:
Ya Tuhan, hamba memuja Engkau Dewata yang tidak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugerahkan kepada hamba kedamaian, damai, damai, Ya Tuhan.
Kajiannya :
Melihat dari mantram kramaning sembah diatas maka dapat saya simpulkan mengenai konsep penyatuan sekte siva siddhanta yang ada pada mantram tersebut. Seperti yang terdapat dalam mantram kramaning sembah bait ke dua yang menyebutkan Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya dengan sarana bunga (bunga petak), dari sini dapat kita lihat bahwa mantram ini termasuk kedalam sekte Sora (Surya). Sedangkan mantram ke ketiga di atas dikatakan menyembah Ista Dewata pada hari dan tempat persembahnyangan dengan sarana bunga atau kwangen termasuk kedalam sekte siva siddhanta. Karena kepada siwa yang sesungguhnyalah berada dimana-mana. Dan mantram kramaning sembah yang ke empat yaitu menyembah Tuhan sebagai pemberi anugrah dengan sarana bunga atau kwangen yang termasuk ke dalam sekte waisnawa. Sebab sekte waisnawa di Bali jelas diberikan petunjuk dalam konsepsi Agama Hindu di Bali tentang pemujaan Dewi sri. Dewi Sri dipandang sebagai pemberi anugrah atau rejeki, pemberi kebahagiaan dan kemakmuran. Melihat dari beberapa sekte-sekte yang ada pada mantra mini, nantinya akan luluh menjadi satu yaitu Sekte Siva Siddhanta.
Tugas II : Mantra sehari-hari
1. Mantram Pembersihan Tangan
Om Ang Argha Dwaya Ya Namah Swaha
Artinya : Om Hyang Widhi, Semoga kedua tangan hamba menjadi bersih.
2. Mantram Pembersihan Mulut
Om Waktra Parisudha Ya Namah Swaha
Artinya : Om Hyang Widhi, semoga mulut hamba bersih
3. Mantram Menyucikan Bunga
Om Puspadanta Ya Namah
Artinya : Ya, Tuhan sucikanlah bunga ini
4. Mantram Untuk Dupa
Om Ang Dupa Dipastra Ya Namah
Artinya : Ya, Tuhan sucikanlah bunga ini.
5. Mantram Duduk
Om Prasada Sthiti Carira Ciwa Suci Nirmala Ya Namah Svaha
Artinya : Ya, Tuhan dalam wujud Ciwa, suci tak ternoda, hormat hamba, hamba telah duduk dengan tenang.
6. Mantram Membersihkan Kaki
Om Am Kham Kasodhaya Iswara Ya Namah Swaha
Artinya : Om Hyang Widhi, semoga kaki hamba bersih.
Kajiannya :
Dari mantra-mantra dan arti dari masing-masing mantra diatas termasuk kedala sekte siva siddhanta. Sebab sekte-sekte yang ada lainnya akan luluh menjadi satu yaitu sekte siva siddhanta. Sekte ini menganggap bahwa siva adalah dewa tertinggi atau Hyang Widhi itu tunggal adanya dan menyebutnya dengan aksara suci “OM”. Dimana kata OM adalah menyebutan untuk bhur, bhuvah, svah. Selain itu juga terdapat dalam pemujaan Tri Purusa (Parama siwa, Sada Siwa dan Siwa) dalam sekte Siva Siddhanta. Kata OM juga memiliki arti Brahman atau Tuhan itu sendiri. Ajaran siva siddhanta di Bali terdiri dari 3 keranggka yaitu : Tattwa, Susila dan Upacara. Di dalam siwa tattwa, Sang Hyang Widhi adalah Ida Bhatara Siwa. Dalam lontar Jnana Siddhanta di nyatakan bahwa Ida Bhatara Siwa adalah Esa yang bermanifestasi beraneka ragam menjadi Bhatara-bhatari. Selain itu dalam mantram duduk menyebutkan nama “Ciwa” itu menandakan bahwa pada mantram ini terdapat pula konsep siwa siddhanta. Sang Hyang Widhi sebagai wujud dari dewa Siwa yang dikatakan suci tak ternodai sehingga mantra duduk ini termasuk kedalam sekte siva siddhanta.
Tugas III : Mantram Saraswati dan Tumpek Landep
a) Mantram Saraswasti
Hari Raya Saraswati yaitu hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, jatuh pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis wuku Watugunung. Pada hari itu kita umat Hindu merayakan hari yang penting itu. Terutama para pamong dan siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada umumnya. Dalam legenda digambarkan bahwa Saraswati adalah Dewi/ lstri Brahma. Saraswati adalah Dewi pelindung/ pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugerah dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan. Dewi Saraswati digambarkan sebagai seorang wanita cantik bertangan empat, biasanya tangan-tangan tersebut memegang Genitri (tasbih) dan kropak (lontar). Yang lain memegang wina (alat musik/rebab) dan sekuntum bunga teratai. Upacara pada hari Saraswati, pustaka-pustaka, lontar-lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama, kesusilaan dan sebagainya, dibersihkan, dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat, di pura, di pemerajan atau di dalam bilik untuk diupacarai. Widhi widhana (bebanten = sesajen) terdiri dari peras daksina, bebanten dan sesayut Saraswati, rayunan putih kuning serta canang-canang, pasepan, tepung tawar, bunga, sesangku (samba = gelas), air suci bersih dan bija (beras) kuning. Pemujaan / permohonan Tirtha Saraswati dilakukan mempergunakan bahan-bahan: air, bija, menyan astanggi dan bunga.
Mantramnya :
Om, Brahma Putri Maha Dewi,
Brahmanya Brahma wandini,
Saraswati sayajanam, praja naya Saraswati.
Om, Saraswati dipata ya namah.
Om Saraswati namastubhyam
Varade kama rupini
Siddharambha karisyami
Siddhir bhawantu me sada
Stuti & Stava 839.1
Artinya:
Om Hyang Widhi, Sakti-Mu selaku Maha Dewi dari Brahma,
Pancaran Pradana dari Brahma.
Saraswati, Dewi kemampuan berpikir, Saraswati tiada tara kebijaksanaanNya
AUM, Dewi Saraswati hamba menyembah-Mu.
Aum, Saraswati sebagai pemberi Anugrah, dalam bentuk yang didambakan
Semogalah atas segala dharma yang hamba lakukan sukses selalu atas karunia-Mu.
Kajiannya :
Berdasarkan mantram dan arti dari mantram diatas tergolong kedalam sekte Sakta. Dimana sekte sakta ini adalah sekte yang memuja dewa-dewi sabagai saktinya para dewa. Dimana dewa-dewi disini adalah adanya pemujaan terhadap dewi Saraswati yang merupakan saktinya dewa Brahma. Selain itu juga terdapat kata “AUM” yang merupakan aksara suci Tuhan.
b) Mantram Tumpek Landep
Adapun mantram dari Tumpek Landep ini adalah mantram pasupati, yaitu :
Om Sanghyang Pasupati Ang-Ung Mang ya namah svaha
Om Brahma astra pasupati, Visnu astra pasupati, Siva astra pasupati, Om ya namah svaha
Om Sanghyang Surya Chandra tumurun maring Sanghyang Aji Sarasvati-tumurun maring Sanghyang Gana, angawe pasupati maha sakti, angawe pasupati maha siddhi, angawe pasupati maha suci, angawe pangurip maha sakti, angawe pangurip maha siddhi, angawe pangurip maha suci, angurip sahananing raja karya teka urip, teka urip, teka urip.
Om Sanghyang Akasa Pertivi pasupati, angurip……..
Om eka vastu avighnam svaha
Om Sang-Bang-Tang-Ang-Ing-Nang-Mang-Sing-Wang-Yang-Ang-Ung-Mang
Om Brahma pasupati
Om Visnu Pasupati
Om Siva sampurna ya namah svaha
Kajiannya :
Tumpek landep merupakan hari pemujaan kepada sanghyang pasupati. Sanghyang pasupati merupakan nama lain dari dewa Siwa, sehingga masuk kedalam sekte siva siddhanta. Selain itu juga terdapat sekte ganapati, karena ada nama dewa Ganesa yaitu nama dewa Gana. Selain itu juga ada sekte waisnawa yaitu pada mantra ini terdapat kalimat yang mengagungagngkan dewa wisnu sebagai dewa yang tertinggi.
Tugas IV : Mantram Untuk Hari Raya Pagerwesi
Om Giripati maha wiryam
Mahadewa pratista, lingam
Sarwa dewa pranamyanam
Sarwa jagat pratistanam
Om Giripati di pata ya namah
Artinya :
Ya Tuhan bergelar Giripati yang Maha Agung, Mahadewa dengan lingga yang mantap, semua Dewa sembah pada-Mu
Kajiannya :
Hari raya Pagerwesi adalah hari pemujaan Sanghyang Widhi dengan prabhawanya sebagai sang hyang Pramesti Guru yang sedang beryoga untuk kesentosaan alam ciptaannya dengan diiringi oleh para dewa, para pitara. Umat menyucikan diri untuk dapat menerima kekuatan sinar suci dari payogan itu demi kebahagian dan demi kesentosaanhidupnya. Hari Pagerwesi jatuh tiap 6 bulan (210 hari) sekali pada hari rabu kliwon sinta. Jadi hari pagerwesi adalah hari menguatkan jiwa dalam menyucikan diri untuk dapat menerima kemuliaan sinar payogan Sanghyang Pramesti Guru (Sanghyang Widhi), Tuhan maha pencipta. Dari mantra diatas dapat saya simpulkan bahwa mantra hari raya pagerwesi termasuk kedalam sekte siva siddhanta. Sebab adanya pengucapan kata “Om dan Mahadewa”. Bhatara-bhatari itulah yang dipuja sebagai Ista Dewata. Ista Dewata adalah Bhatara Siwa yang aktif sebagai Sada Siwa, sedangkan Bhatara Siwa sebagai parama siwa bersifat tidak aktif atau sering disebut sunya. Selain itu termasuk juga kedalam sekte pasupata sebab sekte pasupata menggunakan lingga sebagai symbol tempat turunnya atau berstananya Dewa Siwa. Seperti pada mantra “Mahadewa pratista linggam” (Mahadewa dengan lingga yang mantap). Jadi penyembahan lingga sebagai lambang Siwa merupakan cirri khas sekte pasupata.
DALAM MANTRA-MANTRA
DOSEN PENGAMPU : I KETUT PASEK GUNAWAN S.Pd.H
OLEH :
NAMA : LUH APRIANTINI
NIM : 10.1.1.1.1.3831
JURUSAN : PAH A / V
FAKULTAS DHARMA ACARYA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
2012
Tugas 1 : Mantram Tri Sandiya dan Kramaning Sembah
Di Bali kita mengenal adanya 9 sekte yang lebih dominan atau terkemuka dibandingan dengan sekte-sekte yang lainnya. Sekte-sekte tersebut yaitu :
1. Sekte Siva Siddhanta
2. Sekte Brahmana
3. Sekte Resi
4. Sekte Sora (Surya)
5. Sekte Pasupata
6. Sekte Ganapatya
7. Sekte Bhairawa
8. Sekte Waisnawa
9. Sekte Sogatha
Dari kesembilan sekte-sekte di atas yang paling besar pengaruh dan penganutnya di Bali adalah sekte siva siddhanta seperti apa yang telah termuat di dalam lontar Bhuanakosa. (Goris, 1974:10-12).
a) Mantram Puja Tri Sandiya
Bait : I
“ Om om om bhur bhwah swah tat sawitur warenyam
Bhargo dewasya dhimahi dhiyo yo nah pracodayat “
Artinya :
“ Ya Tuhan hamba menyembah kecemerlangan dan kemulyaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menguasai bumi, langit dan sorga semoga menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran hamba.
Bait II
“ Om narayana ewedam sarwam yad bhutam ya ca bhawyam niskalanko niranjano nirwikalapo nirakhyatah cudho dewa eko, narayana na wdityo asti kascit “
Artinya
“ Yang Tuhan semua yang berasal dari Tuhan yang telah ada maupun yang akan ada, sang hyang widhi bersifat gaib tak ternoda, tidak terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan suci sang hyang widhi tiada duanya “.
Bait III :
“Om twam sivah twam mahadevah, isvarah paramesvara, brahma visnusca rudrasca, purusah parikertitah ”.
Artinya :
“ Ya Tuhan engkau disebut Siva yang menganugrahkan kerahayuan, mahadewa dewa tertinggi, iswara maha kuasa, brahma pencipta alam semesta dan segala isinya, wisnu memelihara alam semesta dan isinya, rudra yang sangat menakutkan dan purusa kesadaran agung hamba memujamu “
Bait IV :
“ Om papoham papa karmanam, papatma papa sambahawah, trahinam pundarikaksa sabahya bhyantara sucih “.
Artinya :
“ Ya Tuham hamba ini papa, perbuatan hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Tuhan yang bermata indah bagaikan bunga teratai sucikan jiwa dan raga “.
Bait V :
“ Om ksamasvamam mahadewah sarvaprani hitankara, mammoca sarva papabhyah, palayasva sada siva “.
Artinya :
“ Ya Tuhan ampunilah hamba, sang hyang widhi yang maha agung, anugrahkanlah kesejahteraan kepada semua mahluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oh yang maha agung “.
Bait VI :
“Om ksantavyah kayika dosah, ksantavyo vaciko mama, ksantavyo manaso dosah, tata pramadat ksamasvamam “. Om santih, santih, santih Om “.
Artinya :
“ Ya Tuhan yang agung ampunilah dosa hamba, yang dilakukan oleh badan hamba, yang keluar dari kata-kata, dosa pikiran hamba dan ampunilah dosa hamba dari kelalaian hamba, semoga damai dihati, damai didunia, dan damai selalu.
Kajiannya :
Dari mantram puja tri sandiya diatas bait I, termasuk atau tergolong kedalam sekte Siva Siddhanta. Ini dapat dilihat dari pengucapan kata “OM”, dimana kata OM adalah menyebutan untuk bhur, bhuvah, svah. Selain itu juga terdapat dalam pemujaan Tri Purusa (Parama siwa, Sada Siwa dan Siwa) dalam sekte Siva Siddhanta. Kata OM juga memiliki arti Brahman atau Tuhan itu sendiri. Bait II dari mantram ini menyebutkan kata “ Narayana”. Dimana Narayana ini Tuhan dianggap hanya satu dan merupakan sumber dari segalanya. Bait III, termasuk kedalam sekte siva siddhanta sebab menyebutkan nama siwa dan Tuhan itu maha kuasa yang memiliki manifestasi atau nama. Bait IV, dalam bait ini kita mengakui kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat. Sehingga dalam bait keempat ini kita memohon perlindungan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kesucian jiwa dan raga. Sedangkan pada bait ke V dan VI, kita memohan perlindungan dan pengampunan atas segala dosa-dosa yang telah kita perbuat.
b) Mantram Kramaning sembah
Adapun mantram dari Puja Kramaning Sembah, yaitu :
1. Sembah pertama ini adalah sembah puyung :
Om àtmà tattwàtmà sùddha màm swàha
Artinya: Ya Tuhan, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.
2. Ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya.
Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo’stute
sweta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo’stute
Artinya:
Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
3. Mantram ini ditujukan kepada Istadewata pada hari dan tempat persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan kehadiranNya pada waktu memuja. Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai wujudNya.
Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai siwàya
padmàsana eka pratisthàya
ardhanareswaryai namo namah
Artinya:
Ya Tuhan, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
4. Mantram ini adalah untuk memohon wara nugraha.
Om anugraha manoharam
dewa dattà nugrahaka
arcanam sarwà pùjanam
namah sarwà nugrahaka
Dewa-dewi mahàsiddhi
yajñanya nirmalàtmaka
laksmi siddhisca dirghàyuh
nirwighna sukha wrddisca
Artinya:
Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian pada Dewa dan Dewi berwujud jadnya suci. kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.
5. Mantram terakhir, adalah sembah puyung.
Om Dewa suksma paramà cintyàya nama swàha.
Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om
Artinya:
Ya Tuhan, hamba memuja Engkau Dewata yang tidak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugerahkan kepada hamba kedamaian, damai, damai, Ya Tuhan.
Kajiannya :
Melihat dari mantram kramaning sembah diatas maka dapat saya simpulkan mengenai konsep penyatuan sekte siva siddhanta yang ada pada mantram tersebut. Seperti yang terdapat dalam mantram kramaning sembah bait ke dua yang menyebutkan Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya dengan sarana bunga (bunga petak), dari sini dapat kita lihat bahwa mantram ini termasuk kedalam sekte Sora (Surya). Sedangkan mantram ke ketiga di atas dikatakan menyembah Ista Dewata pada hari dan tempat persembahnyangan dengan sarana bunga atau kwangen termasuk kedalam sekte siva siddhanta. Karena kepada siwa yang sesungguhnyalah berada dimana-mana. Dan mantram kramaning sembah yang ke empat yaitu menyembah Tuhan sebagai pemberi anugrah dengan sarana bunga atau kwangen yang termasuk ke dalam sekte waisnawa. Sebab sekte waisnawa di Bali jelas diberikan petunjuk dalam konsepsi Agama Hindu di Bali tentang pemujaan Dewi sri. Dewi Sri dipandang sebagai pemberi anugrah atau rejeki, pemberi kebahagiaan dan kemakmuran. Melihat dari beberapa sekte-sekte yang ada pada mantra mini, nantinya akan luluh menjadi satu yaitu Sekte Siva Siddhanta.
Tugas II : Mantra sehari-hari
1. Mantram Pembersihan Tangan
Om Ang Argha Dwaya Ya Namah Swaha
Artinya : Om Hyang Widhi, Semoga kedua tangan hamba menjadi bersih.
2. Mantram Pembersihan Mulut
Om Waktra Parisudha Ya Namah Swaha
Artinya : Om Hyang Widhi, semoga mulut hamba bersih
3. Mantram Menyucikan Bunga
Om Puspadanta Ya Namah
Artinya : Ya, Tuhan sucikanlah bunga ini
4. Mantram Untuk Dupa
Om Ang Dupa Dipastra Ya Namah
Artinya : Ya, Tuhan sucikanlah bunga ini.
5. Mantram Duduk
Om Prasada Sthiti Carira Ciwa Suci Nirmala Ya Namah Svaha
Artinya : Ya, Tuhan dalam wujud Ciwa, suci tak ternoda, hormat hamba, hamba telah duduk dengan tenang.
6. Mantram Membersihkan Kaki
Om Am Kham Kasodhaya Iswara Ya Namah Swaha
Artinya : Om Hyang Widhi, semoga kaki hamba bersih.
Kajiannya :
Dari mantra-mantra dan arti dari masing-masing mantra diatas termasuk kedala sekte siva siddhanta. Sebab sekte-sekte yang ada lainnya akan luluh menjadi satu yaitu sekte siva siddhanta. Sekte ini menganggap bahwa siva adalah dewa tertinggi atau Hyang Widhi itu tunggal adanya dan menyebutnya dengan aksara suci “OM”. Dimana kata OM adalah menyebutan untuk bhur, bhuvah, svah. Selain itu juga terdapat dalam pemujaan Tri Purusa (Parama siwa, Sada Siwa dan Siwa) dalam sekte Siva Siddhanta. Kata OM juga memiliki arti Brahman atau Tuhan itu sendiri. Ajaran siva siddhanta di Bali terdiri dari 3 keranggka yaitu : Tattwa, Susila dan Upacara. Di dalam siwa tattwa, Sang Hyang Widhi adalah Ida Bhatara Siwa. Dalam lontar Jnana Siddhanta di nyatakan bahwa Ida Bhatara Siwa adalah Esa yang bermanifestasi beraneka ragam menjadi Bhatara-bhatari. Selain itu dalam mantram duduk menyebutkan nama “Ciwa” itu menandakan bahwa pada mantram ini terdapat pula konsep siwa siddhanta. Sang Hyang Widhi sebagai wujud dari dewa Siwa yang dikatakan suci tak ternodai sehingga mantra duduk ini termasuk kedalam sekte siva siddhanta.
Tugas III : Mantram Saraswati dan Tumpek Landep
a) Mantram Saraswasti
Hari Raya Saraswati yaitu hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, jatuh pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis wuku Watugunung. Pada hari itu kita umat Hindu merayakan hari yang penting itu. Terutama para pamong dan siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada umumnya. Dalam legenda digambarkan bahwa Saraswati adalah Dewi/ lstri Brahma. Saraswati adalah Dewi pelindung/ pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugerah dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan. Dewi Saraswati digambarkan sebagai seorang wanita cantik bertangan empat, biasanya tangan-tangan tersebut memegang Genitri (tasbih) dan kropak (lontar). Yang lain memegang wina (alat musik/rebab) dan sekuntum bunga teratai. Upacara pada hari Saraswati, pustaka-pustaka, lontar-lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama, kesusilaan dan sebagainya, dibersihkan, dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat, di pura, di pemerajan atau di dalam bilik untuk diupacarai. Widhi widhana (bebanten = sesajen) terdiri dari peras daksina, bebanten dan sesayut Saraswati, rayunan putih kuning serta canang-canang, pasepan, tepung tawar, bunga, sesangku (samba = gelas), air suci bersih dan bija (beras) kuning. Pemujaan / permohonan Tirtha Saraswati dilakukan mempergunakan bahan-bahan: air, bija, menyan astanggi dan bunga.
Mantramnya :
Om, Brahma Putri Maha Dewi,
Brahmanya Brahma wandini,
Saraswati sayajanam, praja naya Saraswati.
Om, Saraswati dipata ya namah.
Om Saraswati namastubhyam
Varade kama rupini
Siddharambha karisyami
Siddhir bhawantu me sada
Stuti & Stava 839.1
Artinya:
Om Hyang Widhi, Sakti-Mu selaku Maha Dewi dari Brahma,
Pancaran Pradana dari Brahma.
Saraswati, Dewi kemampuan berpikir, Saraswati tiada tara kebijaksanaanNya
AUM, Dewi Saraswati hamba menyembah-Mu.
Aum, Saraswati sebagai pemberi Anugrah, dalam bentuk yang didambakan
Semogalah atas segala dharma yang hamba lakukan sukses selalu atas karunia-Mu.
Kajiannya :
Berdasarkan mantram dan arti dari mantram diatas tergolong kedalam sekte Sakta. Dimana sekte sakta ini adalah sekte yang memuja dewa-dewi sabagai saktinya para dewa. Dimana dewa-dewi disini adalah adanya pemujaan terhadap dewi Saraswati yang merupakan saktinya dewa Brahma. Selain itu juga terdapat kata “AUM” yang merupakan aksara suci Tuhan.
b) Mantram Tumpek Landep
Adapun mantram dari Tumpek Landep ini adalah mantram pasupati, yaitu :
Om Sanghyang Pasupati Ang-Ung Mang ya namah svaha
Om Brahma astra pasupati, Visnu astra pasupati, Siva astra pasupati, Om ya namah svaha
Om Sanghyang Surya Chandra tumurun maring Sanghyang Aji Sarasvati-tumurun maring Sanghyang Gana, angawe pasupati maha sakti, angawe pasupati maha siddhi, angawe pasupati maha suci, angawe pangurip maha sakti, angawe pangurip maha siddhi, angawe pangurip maha suci, angurip sahananing raja karya teka urip, teka urip, teka urip.
Om Sanghyang Akasa Pertivi pasupati, angurip……..
Om eka vastu avighnam svaha
Om Sang-Bang-Tang-Ang-Ing-Nang-Mang-Sing-Wang-Yang-Ang-Ung-Mang
Om Brahma pasupati
Om Visnu Pasupati
Om Siva sampurna ya namah svaha
Kajiannya :
Tumpek landep merupakan hari pemujaan kepada sanghyang pasupati. Sanghyang pasupati merupakan nama lain dari dewa Siwa, sehingga masuk kedalam sekte siva siddhanta. Selain itu juga terdapat sekte ganapati, karena ada nama dewa Ganesa yaitu nama dewa Gana. Selain itu juga ada sekte waisnawa yaitu pada mantra ini terdapat kalimat yang mengagungagngkan dewa wisnu sebagai dewa yang tertinggi.
Tugas IV : Mantram Untuk Hari Raya Pagerwesi
Om Giripati maha wiryam
Mahadewa pratista, lingam
Sarwa dewa pranamyanam
Sarwa jagat pratistanam
Om Giripati di pata ya namah
Artinya :
Ya Tuhan bergelar Giripati yang Maha Agung, Mahadewa dengan lingga yang mantap, semua Dewa sembah pada-Mu
Kajiannya :
Hari raya Pagerwesi adalah hari pemujaan Sanghyang Widhi dengan prabhawanya sebagai sang hyang Pramesti Guru yang sedang beryoga untuk kesentosaan alam ciptaannya dengan diiringi oleh para dewa, para pitara. Umat menyucikan diri untuk dapat menerima kekuatan sinar suci dari payogan itu demi kebahagian dan demi kesentosaanhidupnya. Hari Pagerwesi jatuh tiap 6 bulan (210 hari) sekali pada hari rabu kliwon sinta. Jadi hari pagerwesi adalah hari menguatkan jiwa dalam menyucikan diri untuk dapat menerima kemuliaan sinar payogan Sanghyang Pramesti Guru (Sanghyang Widhi), Tuhan maha pencipta. Dari mantra diatas dapat saya simpulkan bahwa mantra hari raya pagerwesi termasuk kedalam sekte siva siddhanta. Sebab adanya pengucapan kata “Om dan Mahadewa”. Bhatara-bhatari itulah yang dipuja sebagai Ista Dewata. Ista Dewata adalah Bhatara Siwa yang aktif sebagai Sada Siwa, sedangkan Bhatara Siwa sebagai parama siwa bersifat tidak aktif atau sering disebut sunya. Selain itu termasuk juga kedalam sekte pasupata sebab sekte pasupata menggunakan lingga sebagai symbol tempat turunnya atau berstananya Dewa Siwa. Seperti pada mantra “Mahadewa pratista linggam” (Mahadewa dengan lingga yang mantap). Jadi penyembahan lingga sebagai lambang Siwa merupakan cirri khas sekte pasupata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar